Haram Dan Beberapa
Ketentuannya
Sesungguhnya
segaa pujian hanyalah bagi Allah s.w.t.. Kita memujiNya dan memohon pertolongan
dan keampunanNya serta berlindung kepadaNya dari kejahatan hawa nafsu dan
keburukan amalan kita. Siapa yang diberi hidayah oleh Allah, maka tidak ada
yang dapat menyesatkannya dan sebaliknya, siapa yang disesatkan maka tidak ada
yang dapat memberi petunjuk kepadanya.
Sesungguhnya
Allah s.w.t. mewajibkan beberapa kewajiban yang tidak boleh diabaikan, memberi
beberapa ketentuan yang tidak boleh dilampaui dan mengharamkan beberapa perkara
yang tidak boleh dilanggar.
Nabi
s.a.w. bersabda:
“Apa
yang dihalalkan oleh Allah dalam kitabNya maka itulah yang halal, dan apa yang
diharamkan maka itulah yang haram, sedangkan apa yang didiamkan tentangnya maka
ia adalah yang dimaafkan, maka terimalah apa yang dimaafkan oleh Allah. Sesungguhnya
Allah tidak pernah lupa, kemudian baginda membaca ayat: “Dan
tidaklah Tuhanmu lupa.” (Q.S.Maryam:
64) (Hadith riwayat al-Hakim)
Perkara-perkara
yang diharamkan adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Allah s.w.t. melaui
firmanNya:
“Itulah
larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya.” ( Q.S.Al-Baqarah: 187 )
Allah
mengancam orang yang melampaui ketentuan-ketentuanNya dan melanggar apa yang
diharamkanNya seperti ditegaskan dalam Al-Quran.
Firman
Allah s.w.t.:
“Dan
sesiapa yang menderhakai Allah dan RasulNya dan melanggar
ketentuan-ketentuanNya, nescaya Allah memasukkannya ke adalam api nereka sedang
ia kekal di dalamnya dan baginya seksa yang hina.” (Q.S.Al-Nisa: 14 )
Menjauhi
perkara-perkara yang diharamkan hukumnya adalah wajib, perkara itu berdasarkan
sabda Rasulullah s.a.w.:
“Apa
yang aku larang kamu dari mengerjakannya, maka jauhilah ia, dan apa yang aku
perintahkan kepada kamu maka lakukanlah semampunya.” (Hadith riwayat Muslim)
Sering
kita saksikan sebahagian para penurut hawa nafsu, orang-orang yang lemah jiwa
dan sedikit ilmunya, manakala mendengar perkara-perkara yang diharamkan secara
berturut-turut ia berkeluh kesah kesal seraya berkata:
“Semuanya
haram, tidak ada sesuatu apapun kecuali kamu mengharamkannya, kamu telah
menyuramkan kehidupan kami, kamu menyebabkan hidup kami gelisah, menyempitkan
dada kami, kamu tidak memiliki selain haram, agama ini mudah, persoalannya
tidak sesempit itu dan Allah s.w.t. Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Untuk
menjawab ucapan mereka, kita katakan sebagai berikut: “Sesungguhnya
Allah s.w.t. menetapkan hukum menurut kehendaknya, tidak ada yang dapat menolak
ketetapnNya. Allah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui, maka Dia menghalalkan
apa yang dikehendakiNya dan di antara dasar kehambaan kita kepada Allah s.w.t.
adalah hendaklah kita redha dengan apa yang ditetapkan olehNya, pasrah dan
berserah diri kepadaNya secara mutlak.”
Hukum-hukum
Allah s.w.t. berdasarkan atas ilmu, hikmah dan keadilanya, tidak sia-sia dan
main-main. Allah s.w.t. berfirman:
“Telah sempurnalah kalimah Tuhanmu (Al-Quran
meliputi hukum-hukum dan janji-janjiNya), sebagai kalimah yang benar dan adil,
tidak ada yang dapat mengubah kalimah-kalimahNya dan Dialah yang Maha Mendengar
dan Maha Mengetahui.” (Q.S.Al-An’am: 115)
Allah
menjelaskan kepada kita tentang kaedah halal haram dalam firman firmanNya:
“Dan
(Allah) menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka
segala yang buruk." (Q.S.Al-A’arf: 157)
Maka
yang baik-baik adalah yang halal, dan yang buruk-buruk adalah haram. Perkara
menghalalkan dan mengharamkan sesuatu hanyalah
hak Allah menetapkan dirinya berhak menentukannya maka dia telah kafir
dan keluar dari agama Islam.
Allah
s.w.t. berfirman:
“Apakah
mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka
agama yang tidak diizinkan oleh Allah.” (Q.S.Al-Syura: 21)
Tidak
seorangpun berhak berbicara tentang halal haram kecuali para ahli yang
mengetahuinya berdasarkan Al-Quran dan Al-Sunnah. Allah memberi peringatan keras
kepada orang yang menghalalkan dan mengharamkan sesuatu tanpa ilmu pengetahuan,
sebagaimana yang ditegaskan dalam firman Allah s.w.t.:
“Dan
janganlah kamu mengatakan apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini
halal dan ini haram” untuk mengadakan-gadakan kebohongan terhadap Allah.” (Q.S.Al-Nahl: 116)
Perkara-perkara
yang diharamkan secara qath’i (tegas) terdapat dalam Al-Quran dan Al-Sunnah
seperti dalam firman Allah s.w.t.:
“Katakanlah:
marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu iaitu: janganlah
kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua ibu dan
bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu kerana takut kemiskinan.” (Q.S.Al-An’am: 151)
Bersambung…